Seperti pada judul diatas, Multimedia dalam pembelajaran merupakan bagian dari multimedia pendidikan yang terdiri dari Prinsip Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran, Multimedia dalam Pembelajaran, Metode Pembelajaran Dalam penggunaan dikelas, Kelebihan dan Kekurangan Multimedia dalam Pembelajaran serta Ruang Lingkup Multimedia Pembelajaran.
Prinsip Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran
-Penggunaan Multimedia dalam pembelajaran adakalanya tidak sesuai dengan harapan pengguna. Oleh karena itu terdapat hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan multimedia. Newby et al (2006), merumuskan lima prinsip penggunaan multimedia yaitu:
-Periksa semua komponen sistem multimedia sebelum pelajaran dimulai. Pastikan semua komponen sistem multimedia berfungsi dengan baik.
-Gunakanlah tampilan (monitor komputer dan / atau sistem proyeksi) yang sesuai dengan jumlah siswa. Pastikan bahwa siswa dapat melihat gambar yang diproyeksikan.
-Memasang dan menguji semua softwere sebelum presentasi.
-Mendorong partisipasi siswa melalui pertanyaan-pertanyaan dan keleluasaan dalam memutuskan langkah berikutnya.
-Gunakan softwere yang disimpan pada hard drive, bukan dari floppy disk. Program komputer akan merespon lebih cepat jika softwere yang digunakan disimpan pada hard drive.
Multimedia dalam Pembelajaran
Edgar Dale dalam Warsita (2006) menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalitas dalam pengalaman belajar yang disebut “Kerucut Pengalaman Edgar Dale”. Kerucut Pengalaman Edgar Dale mengemukakan kontinum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep. Semakin konkrit pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar. Namun, agar terjadi efisiensi belajar maka diusahakan agar pengalaman belajar yang diberikan semakin abstrak.
Efektifitas multimedia untuk pembelajaran memerlukan penggabungan berbagai media secara hati-hati dengan alasan yang tepat dan mengambil keuntungan dari masing-masing karakteristik media pembelajaran. Hampir semua bentuk multimedia efektif dalam menyajikan cerminan dari dunia nyata, sehingga memberikan kesempatan kepada pelajar dalam menerapkan materi ajar pada berbagai konteks (Shank :2005). Senada dengan Kariadinata (2009), Elemen-elemen multimedia yang menggabungkan beberapa komponen seperti warna, teks, animasi, gambar/grafik, suara dan video sangat menunjang dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda (Kariadinata: 2009).
Hasil penelitian King Dow Su (2006), menyatakan bahwa pembelajaran multimedia yang menyatukan gambar, animasi dan suara dengan menggunakan prinsip konstruktivisme dapat memfasilitasi siswa untuk memahami konsep kimia, mempelajari kimia, dan bersikap terhadap kimia. Menurut Clark dalam Tosun et al. (2006), media pembelajaran hanyalah kepentingan sekunder dalam proses pembelajaran. Ia mengklaim bahwa media pembelajaran tidak dapat menimbulkan efek yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Namun pernyataan tersebut dibantah oleh Tosun et a, (2006), menyatakan bahwa mungkin dulu media tidak terlalu berperan penting dalam pembelajaran karena hanya menggunakan papan tulis dan kapur saja, namun dalam perkembangannya media pembelajaran berbasis komputer merupakan alat bantu yang hampir wajib digunakan dalam pembelajaran pada saat ini.
Pada dasarnya, pembelajaran diselenggarakan dengan harapan agar siswa mampu menerima, memproses, menyimpan, serta mengkomunikasikan informasi yang telah diolahnya (Kariadinata :2009). Gardner (Rahmat :2008) mengemukakan bahwa kemampuan memproses informasi dapat dikelompokan kedalam tujuh kecerdasan, yaitu logis-matematis, spasila, linguistik, kinestetik-keparagaan, musik, interpersonal, dan intrapersonal. Komputer mampu menyajikan informasi dalam berbagai format, seperti video, audio, teks, grafik, dan animasi (simulasi). Oleh karena itu penggunaaan komputer berpotensi untuk memenuhi sagala bentuk kecerdasan yang telah dikemukakan.
Metode Pembelajaran dalam Penggunaan Multimedia di Kelas
Metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai teknik pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Teknik pelaksanaan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Menurut Rustaman et al (2003), terdapat lima hal yang harus guru perhatikan dalam pemilihan metode pembelajaran yaitu, kemampuan guru dalam menggunakan metode, tujuan pengajaran yang akan dicapai, bahan pelajaran yang perlu dipelajari siswa, perbedaan individual dalam memanfaatkan indera, ketersediaan sarana dan prasarana disekolah.
Menurut Newby et al (2006), metode pengajaran yang dapat dilakukan dalam pembelajaran berbasis teknologi, diantaranya metode presentasi, demonstrasi, diskusi, games, simulasi, cooperative learning, discovery, problem solving, drill and practice dan tutorial. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode tutorial dan presentasi.
Kelebihan dan Kekurangan Multimedia Dalam Pembelajaran
Multimedia merupakan salah satu sarana yang akan mempermudah proses belajar mengajar, dan memiliki aspek interaktifitas sehingga dapat digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri. Menurut (Kariadinata :2009), Pembelajaran berbasis multimedia menunjang implementasi kurikulum, membantu upaya meningkatkan minat belajar, dan menjadi pelengkap sumber belajar. Kehadiran teknologi multimedia dalam pembelajaran hanya bertindak sebagai pelengkap, tambahan (suplemen) atau alat bantu bagi guru. Multimedia tidak akan mengambil alih peran dan fungsi guru, karena ada hal yang tidak dapat digantikan oleh multimedia. Multimedia hanya sebagai pilihan dalam menyampaikan informasi kepada siswa untuk menciptakan suasana belajar mandiri yang menyenangkan.
Pembelajaran berbasis multimedia memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Rakim (2008), terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan penggunaan multimedia pembelajaran. Kelebihan multimedia dalam pembelajaran adalah kemampuan multimedia menimbulkan rasa senang, sehingga akan menambah motivasi belajar. Multimedia merupakan sistem pembelajaran inovatif dan interaktif gabungan antara teks, gambar, audio, animasi dan video, sehingga mampu memvisualisasikan materi abstrak. Multimedia juga dapat menghadirkan objek yang sukar diamati secara langsung.
Menurut Newby et al (2006) aspek interaktif multimedia menyediakan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif. Multimedia Interaktif telah terbukti efektif untuk digunakan pada berbagai domain pembelajaran, seperti pelatihan psikomotor, simulasi yang memberikan kesempatan bagi pemecahan masalah atau keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Penggunaan multimedia mampu mengakomodasi perbedaan kecepatan belajar gaya belajar siswa. Newby et al (2006), menyatakan bahwa individualisasi dalam pembelajaran mengakibatkan jalur pembelajaran yang berbeda untuk pelajar yang berbeda. Akan tetapi semua siswa dapat ditangani dengan cara yang sama dalam pembelajaran. Komputer juga dapat memberikan kontrol kepada pengguna, baik dari kecepatan dan urutan instruksi. Pelajar yang cepat dalam menanggapi pelajaran dapat mempercepat perajaran melalui program yang telah disusun, sementara pelajar lambat dapat mengambil waktu sebanyak yang mereka butuhkan.
Beberapa kekurangan penggunaan multimedia diantaranya biaya yang relatif mahal untuk tahap awal. Kemampuan penggunaan multimedia masih perlu ditingkatkan. Perhatian pemerintah terhadap pembelajaran seperti ini belum memadai. infrastruktur yang diperlukan dalam pembelajaran multimedia belum merata disetiap daerah (Rakim: 2009). Akan tetapi kekurangan multimedia tersebut tidak secara langsung pada proses pembelajaran.
Newby (2006) mengemukakan kekurangan multimedia dalam proses pembelajaran, diantaranya keterbatasan intelegen softwere komputer. Keterbatasan tersebut diantaranya keterbatasan dalam kapasitas interaksi dengan pelajar. Misalnya pertanyaan yang ditampilkan sering bergantung pada pilihan ganda sederhana atau pertanyaan benar-salah.
Ruang Multimedia Dalam Proses Pembelajaran
Ruang multimedia adalah suatu ruangan dimana terdapat berbagai peralatan komunikasi elektronik guna menunjang proses pembelajaran. Peningkatan mutu pembelajaran adalah bertambahnya kualitas penyampaian materi pendidikan sehingga siswa lebih mudah dalam menangkapnya.
Standar Internasional pembelajaran berbasis ICT dapat dilaksanakan, salah satunya dengan penggunaan ruang multimedia yang tersedia di sekolah. Ruang multimedia yang dimaksudkan adalah ruangan yang di dalamnya terdapat beberapa komputer yang cukup representatif untuk seluruh siswa dalam satu kelas dan sudah disetting dengan LAN (Local Area Network), LCD untuk menayangkan presentasi guru, headphone di tiap komputer untuk mendengarkan suara guru dari komputer induk, mikrophone dan sound sistem yang berfungsi sebagai pengeras suara sehingga dapat terdengar oleh seluruh siswa dalam kelas, sambungan internet, printer, AC (Air Conditioning).
Dalam proses pembelajaran menggunakan ruang multimedia, bentuk-bentuk informasi yang dapat ditampilkan berupa kata-kata, gambar, video, musik, angka, atau tulisan tangan. Bagi komputer, bentuk informasi tersebut, semuanya diolah dari data digital. Sehingga memudahkan siswa menyerap dan mengingat materi-materi yang disampaikan dalam proses pembalajaran.
Adapun komponen yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan pembelajaran berbasis ICT dengan menggunakan ruang multimedia antara lain:
· Sarana elektronik (komputer/laptop, LCD, headphone dan lain-lain).
· Kemauan siswa dan guru untuk melakukan renovasi pembelajaran.
· Sumber daya manusia (guru dan siswa).
· Kesiapan sekolah untuk menanggung beban operasional dan biaya perawatan.
Jenis kegiatan/tugas guru yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan ruang multimedia antara lain:
· Menyampaikan materi (presentasi). Salah satu bentuk tugas yang paling sederhana yang dapat dilakukan adalah menyampaikan materi pelajaran menggunakan media komputer/laptop dan LCD. Materi disampaikan kepada siswa dengan menayangkan materi pada layar dan siswa dapat mengikuti bersama-sama. Keterampilan yang dapat digunakan yaitu dengan mengolah materi menggunakan program MS Power Point. Kemudian dapat dikembangkan lagi menggunakan program Windows Movie Maker, Ulead VideoStudio dan lain-lain. Bahkan dengan menayangkan video yang berhubungan dengan materi juga bisa dilakukan tanpa guru.
· Memutar lagu/musik disela-sela kegiatan belajar siswa, misalnya saat siswa mengakses materi pelajaran melalui internet.
· Memutar video yang berkaitan dengan materi pembelajaran
· Menampilkan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
· Mengirim informasi/pesan dari guru (komputer server) ke siswa (komputer client).
· Mengirim tugas/ulangan kepada siswa dan mengumpulkannya kembali melalui komputer server.
· Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengakses materi melalui internet.
· Menggunakan ruang ini sebagai laboratorium bahasa karena di dalamnya terdapat headphone yang disambungkan dengan tiap computer dan bisa mendengar suara guru dari computer server.
Upaya membuat anak betah belajar disekolah dengan memanfaatkan teknologi multimedia, merupakan kebutuhan, sehingga sekolah tidak lagi menjadi ruangan yang menakutkan dengan berbagai tugas dan ancaman yang justru mengkooptasi kemampuan atau potensi dalam diri siswa. Untuk itu, peran serta masyarakat dan orangtua , komite sekolah merupakan partner yang dapat merencanakan dan memajukan sekolah.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar