E-learning adalah
metode pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet atau TI. Electronic
Learning, kepanjangan dari E-learning, masih menggunakan komputer sebagai media
utamanya dan harus terkoneksi dengan jaringan internet yang lumayan besar
kapasitas aksesnya. Dengan E-learning peserta didik tidak perlu duduk manis di
kelas mendengarkan guru karena mereka dapat belajar dimanapun berada asalkan
memiliki media utama pembelajaran.
Cara menggunakan
E-learning sebagai metode pembelajaran sebenarnya tidak sulit karena melihat
sudah banyak peserta didik yang memiliki akun jejaring sosial facebook atau twitter. E-learning memanfaatkan tekhnologi web sehingga
cara membuatnya sama dengan membuat blog atau wiki. Cara memanfaatkannya
juga sama dengan menggunakan software (perangkat lunak) seperti microsoft
office yang telah menjadi materi wajib dalam pembelajaran TIK
disekolah-sekolah dasar sampai menengah atas.
E-learning sudah
menjadi kebutuhan. Sifat E-learning yang sangat mudah diakses dapat
meningkatkan kompetensi siswa di bidang TIK dan prestasi akademik. Inovasi
pembelajaran melalui teknologi biasanya membuat minat belajar peserta didik meningkat
dibandingkan dengan cara klasik seperti ceramah, mencatat atau mendikte.
Peserta didik dapat berinteraksi dengan guru melalui chatting dan pesan pendek,
waktu belajar semakin singkat, peserta didik dapat mengakses materi
sewaktu-waktu dan berulang-ulang sehingga mereka lebih dapat menguasai materi.
Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan peserta didik dengan metode
E-learning:
-Tanya jawab langsung
dengan guru atau teman diskusi melalui fasilitas chatting dengan tidak dibatasi
waktu dan tempat.
-Mengakses materi,
mendownload, mengerjakan soal, mendapatkan jawaban soal, melihat hasil ulangan
atau ujian berupa nilai dan penjelasan soal yang salah.
-Membaca pengumuman dari
sekolah.
-Melaksanakan praktikum
dengan bimbingan online.
-Belajar dengan cara
yang mereka suka misalkan sambil mendengar musik, didampingi orang tua atau
pacar.
Berikut ini yang dapat
dilakukan guru dengan metode E-learning:
-Tidak memerlukan waktu
tatap muka dikelas yang lama.
-Pembuatan bahan ajar
yang lebih dinamis dan efisien (kopas dari berbagai sumber).
-Tidak terikat waktu dan
tempat pertemuan.
-Pembentukan grup
diskusi untuk para siswa yang bisa melibatkan guru selaku instruktur yang tidak
terbatas ruang dan waktu.
-Dapat memantau
perkembangan peserta didik secara langsung dan terarsip.
-Dapat menerapkan
program semester secara tepat waktu meskipun disaat-saat fakultatif.
-Dan masih banyak lagi.
Berdasarkan Kurikulum
2013 yang berbasis IT maka Metode Pembelajaran E-Learning menjadi hal wajib
yang harus diterapkan oleh semua sekolah yang telah melaksanakan kurikulum
2013, Semoga kita sebagai guru Profesional dapat melaksanakan metode ini dengan
sebaik-baiknya.
Wapres
Boediono Mendorong Penerapan E-Learning
“E-learning, apabila didesain dengan baik, akan
dapat menjawab sebagian besar dari hambatan. Dan dengan itu, pemerataan
pendidikan dapat kita percepat,” kata Boediono saat memberikan Kuliah Perdana
Universitas Surya di Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Boediono mengakui bahwa kondisi pendidikan
Indonesia masih jauh dari harapan. Ia berharap setiap anak Indonesia di pelosok
mana pun, apa pun latar belakang sosial ekonominya dapat dengan mudah dan murah
memperoleh pendidikan yang bermutu.
Boediono mengatakan, banyak faktor yang
mengakibatkan ketertinggalan pendidikan Indonesia, mulai dari keterpencilan,
keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, hingga ketidakmerataan penyebaran
guru yang mumpuni. Selain itu, adanya hambatan kemiskinan, biaya sekolah yang mahal, dan masih ada keluarga yang kurang menghargai pendidikan bagi
anak-anaknya.
Boediono menyarankan agar e-learning
dibangun berskala nasional dengan diterapkan mulai dari SD sampai perguruan
tinggi. Jika diterapkan di perguruan tinggi, mahasiswa di mana pun, kapan pun
dapat dengan mudah mengakses mata kuliah.
Paket itu juga dapat menyediakan akses pada
rekaman buku teks dan referensi utama, bahan latihan, tugas, lengkap dengan
program evaluasinya. Selain itu, kata Boediono, paket harus didesain sebagai
program dua arah yang memungkinkan interaksi antara program dengan pemakai.
Sistem yang lebih maju dapat memungkinkan komunikasi real time antara
instruktur dengan mahasiswa.
“Keuntungan utama dari sistem pembelajaran online
adalah potensinya untuk menjangkau mahasiswa dalam jumlah yang berlipatganda
dibanding dengan sistem pembelajaran konvensional dan dengan jaminan standar
kualitas pengajar minimal yang memadai. Pada skala besar, biaya per mahasiswa
akan sangat rendah. Ini tentu akan membantu terbukanya akses yang makin lebar
bagi mereka yang sebelumnya tidak dapat mengeyam pendidikan tinggi,” kata
Boediono.
Untuk mengimplementasikan e-learning,
tambah Boediono, perlu dibangun terlebih dulu teknologi informasi yang handal
hingga seluruh pelosok. Setelah itu, perlu dikembangkan sistem softwarenya yang
mampu melayani semua interaksi dalam proses pembelajaran.
“Saya mendengar bahwa beberapa institusi
pendidikan di dalam negeri sudah mengembangkan sistem semacam ini, meskipun
aplikasinya masih terbatas. Di luar negeri, sudah ada sistem yang melayani pada
skala global. Kita tentu bisa belajar dari pengalaman mereka,” katanya.
Boediono menambahkan, semua itu tentu memerlukan
biaya yang tidak sedikit. Namun, ia meyakini bahwa manfaatnya akan berlipat
ganda dari yang dikeluarkan.
“Saya perlu tekankan bahwa penerapan e-learning
ini tidak harus menggantikan sistem pengajaran tatap muka yang dilaksanakan
3.000 perguruan tinggi yang ada. Sistem itu merupakan penguat. Tapi pada
waktunya, tentu pengajaran tatap muka yang nyata-nyata di bawah standar harus
hilang dan diganti dengan yang lebih baik,” papar Boediono.
Sumber :
http://smp3lembang.blogspot.com/2013/08/implementasi-metode-pembelajaran-e.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar