Minggu, 16 Desember 2012

REPRESENTASI PENGETAHUAN


   Suatu system memiliki banyak pengetahuan namun tidak memiliki kemampuan untuk menalar tentu akan tidak maksimal, demikian sebaliknya.

LOGIKA
     Logika untuk bentuk representasi pengetahuan yang paling tua.Pada dasarnya proses logika adalah proses untuk membentuk kesimpulan atau menarik suatu interfensi berdasarkan fakta yang telah ada. 
Input dari proses logika berupa “premis”atau fakta-fakta yang diakui kebenanranya sehingga dengan melakukan penalaran pada proses logiks akan dibentuk suatu interfensi atau kesimpulan yang benar pula. Ada 2 penalaran yang dapat dilakukan untuk mendapat konklusi atau kesimpulan ,yaitu :
1.Penalaran deduktif
Merupakan penalaran yang dimulai dari prinsip umum untuk mendapatkan konklusi yang lebih khusus.
 Contoh : 
Premis mayor : Jika turun hujan saya tidak akan berangkat kuliah.
Premis minor  : Hari ini hujan turun
Konklusi : Hari ini saya tidak akan berangkat kuliah

2.Penalaran induktif
Merupakan penalaran yang dimulai dari fakta-fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan umum. 
Contoh :
Premis -1 : Aljabar adalah pelajaran yang sulit
Premis-2 : Geometri
Premis-3 : Kalkulus adalah pelajaran yang sulit
Konklusi : matematika adalah pelajaran yang sulit

Munculnya premis baru pada penlaran induktif bisa mengakibatkan gugurnya konklusi yang sulit diperoleh. 

Premis-4 : Optika adalah pelajaran  yang sulit
Sehingga apabila menggunakan penalaran induktif sangat dimungkinkan adanya ketidakpastian.

LOGIKA Proposisi

Untuk mengetahui logika proposisi, kita harus mengetahui apa itu proposisi. Proposisi adalah suatu pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah. Symbol-simbol seperti P dan Q menunjukkan proposisi. Dua atau lebih proposisi dapat digabungkan dengan menggunakan operator logika.
a.Konjungsi : and
b.Disjungsi : or
c.Negasi    : not
d.Implikasi : if-then
e.Ekuivalensi : 

Sumber : Arsip Pribadi(Fotocopyan SBP semester 5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar