Minggu, 05 Januari 2014

PENERAPAN E-LEARNING



E-learning adalah metode pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet atau TI. Electronic Learning, kepanjangan dari E-learning, masih menggunakan komputer sebagai media utamanya dan harus terkoneksi dengan jaringan internet yang lumayan besar kapasitas aksesnya. Dengan E-learning peserta didik tidak perlu duduk manis di kelas mendengarkan guru karena mereka dapat belajar dimanapun berada asalkan memiliki media utama pembelajaran.

Cara menggunakan E-learning sebagai metode pembelajaran sebenarnya tidak sulit karena melihat sudah banyak peserta didik yang memiliki akun jejaring sosial facebook atau twitter. E-learning memanfaatkan tekhnologi web sehingga cara membuatnya sama dengan membuat blog atau wiki. Cara memanfaatkannya juga sama dengan menggunakan software (perangkat lunak) seperti microsoft office yang telah menjadi materi wajib dalam pembelajaran TIK disekolah-sekolah dasar sampai menengah atas.

E-learning sudah menjadi kebutuhan. Sifat E-learning yang sangat mudah diakses dapat meningkatkan kompetensi siswa di bidang TIK dan prestasi akademik. Inovasi pembelajaran melalui teknologi biasanya membuat minat belajar peserta didik meningkat dibandingkan dengan cara klasik seperti ceramah, mencatat atau mendikte. Peserta didik dapat berinteraksi dengan guru melalui chatting dan pesan pendek, waktu belajar semakin singkat, peserta didik dapat mengakses materi sewaktu-waktu dan berulang-ulang sehingga mereka lebih dapat menguasai materi. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan peserta didik dengan metode E-learning:

-Tanya jawab langsung dengan guru atau teman diskusi melalui fasilitas chatting dengan tidak dibatasi waktu dan tempat.
-Mengakses materi, mendownload, mengerjakan soal, mendapatkan jawaban soal, melihat hasil ulangan atau ujian berupa nilai dan penjelasan soal yang salah.
-Membaca pengumuman dari sekolah.
-Melaksanakan praktikum dengan bimbingan online.
-Belajar dengan cara yang mereka suka misalkan sambil mendengar musik, didampingi orang tua atau pacar.

Berikut ini yang dapat dilakukan guru dengan metode E-learning:
-Tidak memerlukan waktu tatap muka dikelas yang lama.
-Pembuatan bahan ajar yang lebih dinamis dan efisien (kopas dari berbagai sumber).
-Tidak terikat waktu dan tempat pertemuan.
-Pembentukan grup diskusi untuk para siswa yang bisa melibatkan guru selaku instruktur yang  tidak terbatas ruang dan waktu.
-Dapat memantau perkembangan peserta didik secara langsung dan terarsip.
-Dapat menerapkan program semester secara tepat waktu meskipun disaat-saat fakultatif.
-Dan masih banyak lagi.

Berdasarkan Kurikulum 2013 yang berbasis IT maka Metode Pembelajaran E-Learning menjadi hal wajib yang harus diterapkan oleh semua sekolah yang telah melaksanakan kurikulum 2013, Semoga kita sebagai guru Profesional dapat melaksanakan metode ini dengan sebaik-baiknya.

Wapres Boediono Mendorong Penerapan E-Learning
“E-learning, apabila didesain dengan baik, akan dapat menjawab sebagian besar dari hambatan. Dan dengan itu, pemerataan pendidikan dapat kita percepat,” kata Boediono saat memberikan Kuliah Perdana Universitas Surya di Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Boediono mengakui bahwa kondisi pendidikan Indonesia masih jauh dari harapan. Ia berharap setiap anak Indonesia di pelosok mana pun, apa pun latar belakang sosial ekonominya dapat dengan mudah dan murah memperoleh pendidikan yang bermutu.

Boediono mengatakan, banyak faktor yang mengakibatkan ketertinggalan pendidikan Indonesia, mulai dari keterpencilan, keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, hingga ketidakmerataan penyebaran guru yang mumpuni. Selain itu, adanya hambatan kemiskinan, biaya sekolah yang mahal, dan masih ada keluarga yang kurang menghargai pendidikan bagi anak-anaknya.

Boediono menyarankan agar e-learning dibangun berskala nasional dengan diterapkan mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Jika diterapkan di perguruan tinggi, mahasiswa di mana pun, kapan pun dapat dengan mudah mengakses mata kuliah.

Paket itu juga dapat menyediakan akses pada rekaman buku teks dan referensi utama, bahan latihan, tugas, lengkap dengan program evaluasinya. Selain itu, kata Boediono, paket harus didesain sebagai program dua arah yang memungkinkan interaksi antara program dengan pemakai. Sistem yang lebih maju dapat memungkinkan komunikasi real time antara instruktur dengan mahasiswa.

“Keuntungan utama dari sistem pembelajaran online adalah potensinya untuk menjangkau mahasiswa dalam jumlah yang berlipatganda dibanding dengan sistem pembelajaran konvensional dan dengan jaminan standar kualitas pengajar minimal yang memadai. Pada skala besar, biaya per mahasiswa akan sangat rendah. Ini tentu akan membantu terbukanya akses yang makin lebar bagi mereka yang sebelumnya tidak dapat mengeyam pendidikan tinggi,” kata Boediono.

Untuk mengimplementasikan e-learning, tambah Boediono, perlu dibangun terlebih dulu teknologi informasi yang handal hingga seluruh pelosok. Setelah itu, perlu dikembangkan sistem softwarenya yang mampu melayani semua interaksi dalam proses pembelajaran.
“Saya mendengar bahwa beberapa institusi pendidikan di dalam negeri sudah mengembangkan sistem semacam ini, meskipun aplikasinya masih terbatas. Di luar negeri, sudah ada sistem yang melayani pada skala global. Kita tentu bisa belajar dari pengalaman mereka,” katanya.

Boediono menambahkan, semua itu tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Namun, ia meyakini bahwa manfaatnya akan berlipat ganda dari yang dikeluarkan.
“Saya perlu tekankan bahwa penerapan e-learning ini tidak harus menggantikan sistem pengajaran tatap muka yang dilaksanakan 3.000 perguruan tinggi yang ada. Sistem itu merupakan penguat. Tapi pada waktunya, tentu pengajaran tatap muka yang nyata-nyata di bawah standar harus hilang dan diganti dengan yang lebih baik,” papar Boediono.

Sumber :
http://smp3lembang.blogspot.com/2013/08/implementasi-metode-pembelajaran-e.html









Tidak ada komentar:

Posting Komentar